NE

News Elementor

NE

News Elementor

What's Hot

Ilmuwan Kembangkan Stetoskop Artificial Intelligence, Bisa Diagnosa 3 Jenis Kelainan Jantung

Table of Content

Jakarta – Peneliti di Imperial College London, Inggris mengembangkan stetoskop yang dilengkapi artificial intelligence/AI (kecerdasan buatan).

Alat ini dapat mendiagnosa tiga jenis kelainan jantung dalam waktu 15 detik, yaitu gagal jantung, penyakit katup jantung, dan detak jantung abnormal.

Stetoskop AI juga dikembangkan oleh peneliti di Imperial College London dan Imperial College Healthcare NHS. Stetoskop ini bisa menganalisa perbedaan yang sangat kecil dalam detak jantung dan aliran darah serta tak terdengar oleh telinga manusia.

Hal lainnya bisa melakukan elektrokardiogram (ECG) secara bersamaan.

Hasil temuan ini dipresentasikan di hadapan ribuan dokter di European Society of Cardiology, pertemuan tahunan yang pada 2025 digelar di Madrid, Spanyol,

Selama masa pengembangan, tim peneliti melibatkan sekitar 12 ribu pasien di Inggris memperlihatkan gejala sesak nafas dan kelelahan.

Hasil diagnosis pasien yang diperiksa menggunakan stetoskop AI dua kali lebih banyak terdiagnosis mengalami gagal jantung. Hal ini dibandingkan pasien yang diperiksa menggunakan stetoskop konvensional.

Pasien-pasien itu juga tiga kali lebih banyak terdiagnosis mengalami atrial fibrillation atau detak jantung tidak normal, yang berisiko mengalami stroke. Kemudian, diagnosis penyakit katup jantung juga dua kali lebih banyak dibanding menggunakan stetoskop konvensional.

Dr Patrik Bachtiger dari National Heart and Lung Institute milik Imperial College London mengungkapkan sampai saat ini desain dari stetoskop tidak pernah berubah selama 200 tahun.

“Jadi stetoskop pintar yang sangat hebat ini hanya membutuhkan 15 detik pemeriksaan, dan AI bisa menghasilkan hasil yang cepat apakah seseorang mengalami gagal jantung, atrial fibrillation, atau penyakit katup jantung,” ujarnya.

Stetoskop AI diproduksi oleh Eko Health, perusahaan asal California, Amerika Serikat (AS). Ukurannya hanya sebesar kartu remi dan pemakaiannya mirip dengan stetoskop konvensional.

Hal yang dimaksud ditempelkan di pasien untuk merekam ECG dan menggunakan mikrofon internal untuk merekam suara aliran darah yang melewati jantung.

Hasil pengujiannya dikirim ke cloud untuk dianalisa menggunakan algoritma AI yang bisa mendeteksi masalah jantung yang tak terdengar oleh manusia.

Hasilnya, dikirimkan kembali ke ponsel, yaitu menentukan apakah pasien tersebut berisiko terkena tiga penyakit jantung yang bisa dideteksi tersebut.

Namun, penggunaan stetoskop AI juga memiliki risiko besar untuk memberikan diagnosis yang salah pada pasien yang sehat.

Jadi, pembuatnya menekankan penggunaan stetoskop ini hanya untuk pasien yang menunjukkan gejala kelainan jantung, bukan pada pengecekan rutin di pasien sehat. (adm)

Sumber: detik.com

adm

ade@teknoandtravel.com

Recent News

Trending News

Editor's Picks

Banyak Orang Terlihat Romantis Berinteraksi dengan AI, Padahal Mereka Lebih Depresi dan Kesepian

Jakarta – Studi Peneliti dari Universitas Brigham Young yang dimuat Journal of Social and Personal Relationships menemukan banyak orang berinteraksi dengan artificial intelligence/AI (kecerdasan buatan) terlihat romantis. Namun, sebagian besar dari mereka tampaknya lebih depresi dan kesepian dibandingkan mereka yang tidak memakai AI. Peneliti menemukan satu dari lima orang secara keseluruhan dan seperempat dari orang...

Borneo Championship-Circuit Global Championship 2025 Berlangsung di Jakarta, Bangun Ekosistem Reparasi Ponsel Secara Profesional dan Terintegrasi

Jakarta – Borneo Schematic Indonesia dan G-LON China menggelar Borneo Championship-Circuit Global Championship (CGC) 2025 di Jakarta pada 30-31 Agustus 2025. Kegiatan ini merupakan kejuaraan internasional reparasi Central Processing Unit Telepon Selular (CPU ponsel). Kompetisi ini menjadi bagian dari rangkaian Circuit Global Championship World Cup Series 2025 yang puncaknya akan berlangsung di Guangzhou, China pada...

Samsung dan SK Hynix Tak Bisa Produksi Chip di China, Departemen Perdagangan AS Cabut Izin

Jakarta – Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) mencabut izin produksi chip Samsung dan SK Hynix, sehingga tak bisa membeli peralatan baru untuk pabrik chipnya di China. Jadi, kedua perusahaan ini tidak bisa memperbarui atau meningkatkan kapasitas produksi di pabriknya. Dengan begitu Samsung hanya memproduksi chip flagship di Korea Selatan (Korsel) dan AS, sedangkan pabrik di...

NE

News Elementor

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.

Popular Categories

Must Read

©2024- All Right Reserved. Designed and Developed by  Blaze Themes