NE

News Elementor

NE

News Elementor

What's Hot

Penjahat Siber Bisa Curi Data Korban Lewat HDMI

Table of Content

Jakarta – Peneliti keamanan siber di Uruguay menemukan celah baru yang bisa dipakai hacker (penjahat siber) untuk mencuri data korbannya.

Modus ini menggunakan artificial intelligence/AI (kecerdasan buatan) untuk menangkap radiasi elektromagnet yang bocor dari kabel high definition multimedia interface (HDMI).

Perangkatnya dipakai menghubungkan komputer dengan monitor yang dilakukan dari jarak jauh menggunakan antena.

Radiasi elektromagnet ini bisa diolah untuk menampilkan gambar dari monitor korban yang dipakai utnuk berbagai hal, termasuk mencuri password korban.

Peneliti keamanan siber dari Uruguay menyebut serangan siber sudah pernah terjadi pada beberapa lalu, tapi pengguna personal computer (PC) rumahan tak perlu khawatir serangan ini. Serangan siber ini berpotensi terjadi di kalangan pemerintah atau antar perusahaan.

National Security Agency/NSA (Badan Intelijen Amerika Serikat) dan North Atlantic Treaty Organization (NATO) menyebut serangan sejenis ini disebut TEMPEST. Bahkan, NSA juga pernah membuat panduan untuk melindungi penyadapan radiasi elektromagnet seperti ini.

Sebenarnya, praktik menyadap sinyal video ini sudah ada sejak lama, tapi prosesnya lebih mudah pada zaman video analog. Transmisi video digital, seperti yang terjadi lewat kabel HDMI untuk mentransmisikan video high definition, jauh lebih rumit.

Federico Larroca dari Universitas Republik di Uruguay dan timnya berhasil mengembangkan AI yang bisa merekonstruksi sinyal digital yang dibocorkan lewat kabel HDMI dari jarak beberapa meter.

Jika hacker menggunakan metode yang dikembangkan oleh Larroca dan timnya ini, maka mereka akan bisa ikut “menonton” saat korban sedang memasukkan password di layar komputernya.

Selain itu bisa juga sedang mengirim pesan rahasia, login ke internet banking, atau berbagai hal lainnya.

Proses ini bisa dilakukan dari luar gedung dengan menggunakan antena atau menyusupkan sebuah perangkat kecil ke dalam bangunan untuk menangkap sinyal tersebut yang bisa diambil secara fisik oleh pelakunya.

Model AI ini dilatih menggunakan sinyal yang disadap dan dicocokkan dengan versi aslinya. Kemudian, mereka menggunakan software pembaca teks di video tersebut untuk dibandingkan dengan gambar yang ditampilkan di layar aslinya.

Selama pengujian, proses pengintipan ini menghasilkan 30% kesalahan pembacaan teks. Menurut peneliti, tingkat kesalahan itu terbilang rendah, karena teks yang salah itu masih bisa dibaca secara akurat oleh manusia. (adm)

Sumber: detik.com

bening

adripareport@gmail.com http://teknoandtravel.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent News

Trending News

Editor's Picks

Serangan Ponsel Android Naik 29 Persen, Terdeteksi Varian Baru dan Malware Klasik

Jakarta – Kaspersky melaporkan jumlah serangan terhadap ponsel pintar Android naik 29% pada semester I 2029 dibandingkan periode yang sama pada 2024. Bahkan, sebanyak 48% lebih banyak dibandingkan semester kedua 2024. Ancaman yang terdeteksi tidak hanya sekadar malware klasik, tetapi juga varian baru yang menyusup lewat aplikasi sehari-hari. Penyerang terdeteksi menyisipkan fungsi serangan DDoS dinamis...

Telkom Percepat Proses Pemulihan SKKL SMPCS Ruas Sorong-Merauke

Jakarta – Telkom mempercepat proses pemulihan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Sulawesi-Maluku-Papua Cable System (SMPCS) ruas Sorong-Merauke. Hal ini disampaikan dalam audiensi antara Telkom dengan pemerintah daerah (pemda), perwakilan masyarakat, mahasiswa, pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dan komunitas ojek online Papua Selatan yang berlangsung di Telkom Landmark Tower, Jakarta. Audiensi tersebut dihadiri oleh...

Medsos Sudah Menjadi Sumber Berita, Berpotensi Berisi Hoaks

Jakarta – Survei Digital News Report 2025 menyebutkan sebanyak 57% responden di Indonesia mengaku berita atau informasi diperoleh melalui media sosial (medsos) atau bukan dari media siber arus utama. Jadi, lini masa medsos bukan lagi sekadar ruang obrolan, tapi instrumen pembentuk opini publik. “Lantas apa yang terjadi jika yang beredar di lini masa media sosial...

WhatsApp Web Diduga Kena Gangguan, Tidak Bisa Scroll di Halaman Chat

Jakarta – WhatsApp Web diduga mengalami error, sehingga sejumlah pengguna ini mengeluh tidak dapat melakukan scroll di halaman chat. Keluhan juga sampai di ranah media sosial X. Warganet dengan akun @vindy**** menyebut masalah ini seakan menjadi tanda untuk istirahat dari pekerjaannya. “Whatsapp web enggak bisa scroll. Oke, disuruh istirahat dari kerjaan. Hehe. Atau inikah saatnya...

NE

News Elementor

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.

Popular Categories

Must Read

©2024- All Right Reserved. Designed and Developed by  Blaze Themes