NE

News Elementor

NE

News Elementor

What's Hot

Bagaimana Penanganan Serangan Ramsomware di Organisasi?

Table of Content

Jakarta – Setiap organisasi perlu membangun sistem reactive-responsive sebagai langkah preventif terhadap serangan ransomware. Serangan ini berakibat kerugian finansial dan reputasi.

Sistem ini memungkinkan deteksi dini serangan pada tahap paling awal, sehingga malware tidak sempat melumpuhkan sistem.

“Selain itu dibutuhkan tim respons insiden yang berperan dalam memantau dan menangani ancaman secepat mungkin untuk memastikan sistem kembali pulih sesuai SLA (service level agreement),” kata Technical General Manager Security Expert PT Virtus Technology Indonesia, bagian dari CTI Group, Wisnu Nursahid.

SLA telah menetapkan berapa lama maksimal sistem downtime (MTD), seberapa lama jumlah waktu yang diharapkan untuk memulihkan sistem setelah kegagalan sistem atau recovery time objective (RTO).

Jika data-data hilang, maka sistem toleransi data hilang setelah kejadian tidak terduga juga sudah ditetapkan atau recovery point objective (RPO).

Jadi, organisasi bisa merespon secara komprehensif dan efektif terhadap serangan siber yang menimpanya.

Organisasi harus menyiapkan rencana respon insiden yang terintegrasi dengan kelangsungan bisnis. Hal ini mencakup penyusunan tim lintas divisi yang terdiri dari berbagai fungsi dalam organisasi, seperti teknologi informasi (TI), hukum, hubungan masyarakat, dan manajemen risiko.

Timnya harus dilatih secara berkala dan memiliki akses ke alat serta sumber daya yang diperlukan untuk menangani insiden. Proses deteksi melibatkan penggunaan teknologi canggih untuk mengidentifikasi potensi serangan.

Alat-alat seperti Security Information and Event Management (SIEM), Intrusion Detection System (IDS), Firewall, dan Database Activity Monitoring (DAM) untuk memonitor dan menganalisis aktivitas jaringan secara real-time.

Deteksi dini untuk mengurangi dampak dari insiden keamanan, jika terdeteksi serangan, tim respons insiden harus segera diaktifkan. Langkah pertama adalah mengidentifikasi skala dan sifat serangan.

Apabila diperlukan, maka dilakukan deklarasi formal terkait insiden tersebut kepada pihak internal dan eksternal yang relevan. Respons yang cepat dan tepat dapat membantu meminimalkan kerusakan dan memulihkan operasi bisnis dengan cepat.

Tahap mitigasi melibatkan isolasi sistem yang terinfeksi untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari serangan. Tim harus mengevaluasi risiko yang terlibat dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak serangan.

Langkah ini bisa termasuk memutuskan koneksi jaringan, menonaktifkan sistem yang terpengaruh, atau mengaplikasikan patch keamanan.

Setelah insiden terkendali, maka dapat melaporkan insiden tersebut kepada para pemangku kepentingan terkait, seperti manajemen senior, tim hukum, dan pihak berwenang. Laporan ini harus mencakup detail insiden, langkah-langkah yang diambil, dan dampak yang terjadi dari peristiwa tadi.

Transparansi dalam pelaporan membantu menjaga kepercayaan dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi. Fokus pada pemulihan sistem dan data yang terpengaruh ke kondisi sebelum terjadinya insiden.

Tim harus memastikan semua sistem yang dipulihkan telah diperiksa dan aman untuk digunakan kembali.

Proses ini mungkin melibatkan restorasi data dari backup, pengujian integritas sistem, dan verifikasi bahwa semua kerentanan yang dieksploitasi telah diperbaiki.

Organisasi perlu melakukan remediasi mencakup analisis mendalam untuk mengidentifikasi penyebab utama insiden. Berdasarkan temuan ini, organisasi harus merancang dan mengimplementasikan kontrol keamanan baru untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa depan.

Hal ini bisa termasuk pembaruan kebijakan keamanan, peningkatan konfigurasi sistem, atau pelatihan tambahan untuk karyawan.

Mendokumentasi dan melakukan evaluasi setiap fase penanganan insiden adalah langkah kunci untuk perbaikan berkelanjutan. Organisasi harus menyelenggarakan sesi evaluasi pasca-insiden untuk mendiskusikan apa yang berhasil dan apa yang perlu ditingkatkannya.

Selain itu untuk melakukan uji coba sistem secara teratur (Disaster Recovery Test) untuk memastikan kesiapan menghadapi potensi kejadian pada masa depan. (adm)

Sumber: detik.com

bening

adripareport@gmail.com http://teknoandtravel.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent News

Trending News

Editor's Picks

Proses Peluncuran Satelit Nusantara Lima Dimajukan, Cuaca di Orlando Selalu Hujan

Jakarta – Pasifik Satelit Nusantara (PSN) memajukan jadwal proses peluncuran Satelit Nusantara Lima akibat cuaca di Orlando, Florida, Amerika Serikat (AS) terpantau selalu hujan dalam dua malam terakhir menjadi Senin (8/9/2025) pukul 20.02 atau 7.02 WIB dari Selasa (9/9/2025) pukul 20.30 pagi waktu Orlando atau 7.30 WIB. Project Director Satelit Nusantara Lima, Satrio Adiwicaksono mengatakan...

Pengguna Android Diminta Perbarui Sistem Operasi, 2 Celah Keamanan Berbahaya Berusaha Curi Data Pribadi

Jakarta – Google menemukan dua celah keamanan berbahaya di Android yang membuat hacker (peretas) mencuri data pribadi dari ponsel pengguna. Jadi, pemilik ponsel Android diimbau untuk segera memperbarui perangkatnya. Dua celah keamanan itu adalah kode CVE-2025-38352 dan CVE-2025-48543 yang sudah dieksploitasi secara terbatas oleh pihak tidak bertanggung jawab. Bug CVE-2025-38352 mempengaruhi Android Kernel yakni otak...

Gangguan Internet di Asia dan Timur Tengah, Dampak Gangguan Kabel Bawah Laut

Jakarta – Pemantau internet NetBlocks melaporkan serangkaian gangguan pada kabel bawah laut South East Asia-Middle East-Western Europe 4 (SMW4) dan India-Middle East-Western Europe (IMEWE) di sekitar Jeddah, Arab Saudi dan di India serta Pakistan. Microsoft melalui situs status layanan juga mengumumkan pengguna di Timur Tengah mengalami latensi tinggi akibat masalah kabel fiber bawah laut tersebut....

Google Kena Denda 3 Miliar Lebih atas Praktik Monopoli, Donald Trump Ancam Kenakan Tarif Pembalasan

Jakarta – Uni Eropa mengenakan denda sebesar US$3,45 miliar atau sekitar Rp56 triliun kepada Google. Pasalnya, perusahaan ini dinilai bersalah atas praktik anti persaingan dalam bisnis teknologi periklanannya. Namun, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan pemerintahannya mungkin akan meluncurkan investigasi Pasal 301 terhadap Uni Eropa yang dapat berujung pada pengenaan tarif pembalasan. Denda tersebut...

Ransomware LunaLock Serang Artists&Clients, Minta Tebusan dan Ancam Jual ke Perusahaan AI

Jakarta – Kelompok Ransomware LunaLock dikabarkan menyerang sejumlah perusahaan seperti Artists&Clients pada sekitar 30 Agustus 2025. Platform ini mempertemukan seniman dengan klien untuk mengerjakan komisi karya seni Kelompok Ransomware LunaLock mengunci data, menuntut tebusan, dan mengancam penjualan hasil curian ke perusahaan artificial intelligence/AI (kecerdasan buatan) untuk melatih model tersebut. Peretas meninggalkan pesan seluruh file telah...

NE

News Elementor

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.

Popular Categories

Must Read

©2024- All Right Reserved. Designed and Developed by  Blaze Themes