NE

News Elementor

NE

News Elementor

What's Hot

TikTok Gugat Pemerintah AS atas UU Berisi Ancaman Pemblokiran

Table of Content

Jakarta – TikTok menggugat Pemerintah Amerika Serikat (AS) atas undang-undang (uu) baru yang memaksa aplikasi video pendek itu dijual oleh perusahaan induknya, ByteDance, atau terancam diblokir di AS.

Perusahaan ini mengatakan langkah yang diambil Kongres AS tidak sesuai konstitusi. TikTok juga berargumen divestasi tidak mungkin dilakukan dan undang-undang tersebut akan memaksa pemblokiran pada 19 Januari 2025.

“Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Kongres mengesahkan undang-undang yang melarang satu platform tempat berpendapat secara permanen di level nasional dan melarang semua warga Amerika berpartisipasi dalam komunitas online unik dengan lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia,” katanya Jumat (10/5/2024).

Gugatan ini dilayangkan dua minggu setelah Presiden AS Joe Biden mengesahkan undang-undang bernama Protecting Americans From Foreign Adversary Controlled Applications Act.
UU tersebut memberikan ByteDance waktu hingga 19 Januari 2025 untuk menjual TikTok.

Jika tidak, aplikasi video singkat itu akan diblokir di semua toko aplikasi yang tersedia di AS.
Alasan utama Pemerintah AS memaksa penjualan TikTok adalah kekhawatiran soal data pengguna AS bisa diakses oleh pemerintah China.

Namun dalam gugatannya TikTok berargumen bahwa pemerintah AS tidak memiliki bukti bahwa pemerintah China menyalahgunakan data penggunanya.

“Bahkan keterangan dari Anggota Kongres individu dan laporan komite kongres hanya menunjukkan kekhawatiran tentang kemungkinan hipotetis bahwa TikTok bisa disalahgunakan di masa depan, tanpa menyebutkan bukti spesifik – meskipun platform tersebut telah beroperasi secara signifikan di Amerika Serikat sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2017,” ujarnya.

TikTok mengatakan aplikasinya tidak bisa dijual karena melibatkan transfer jutaan baris kode dari ByteDance ke pemilik baru. Selain itu pemerintah China juga tidak akan setuju jika TikTok dijual bersama algoritmanya.

Saat pemerintah AS mencoba memblokir TikTok di era pemerintahan Donald Trump, TikTok sempat mempertimbangkan bermitra dengan perusahaan seperti Walmart, Microsoft, dan Oracle untuk mengelola operasionalnya di AS.
Namun, kemitraan itu tidak pernah terwujud, kini TikTok lebih memilih aplikasinya diblokir ketimbang dijual.

TikTok meminta pengadilan untuk menjatuhkan putusan yang mengatakan undang-undang yang disahkan pemerintahan Biden melanggar Konstitusi AS. Mereka juga ingin putusan yang mencegah Jaksa Agung AS menerapkan undang-undang tersebut. (adm)

Sumber: detik.com

bening

adripareport@gmail.com http://teknoandtravel.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent News

Trending News

Editor's Picks

Arsitektur Cloud Tersentralisasi Tak Bisa Penuhi Tuntutan, Kondisi Ini Sudah Disadari Peusahaan

Jakarta – Laporan riset Internationa Data Corporation (IDC) terbaru yang dibuat untuk Akamai Technologies menyebutkan perusahaan keamanan siber dan komputasi cloud mendukung dan melindungi bisnis secara online. Sementara itu penelitian berjudul ‘The Edge Evolution: Powering Success from Core to Edge mengungkapkan perusahaan di Asia Pasifik menyadari arsitektur cloud yang tersentralisasi tidak dapat memenuhi tuntutan skala,...

Presiden AS Donald Trump Undang Petinggi Perusahaan TI Dunia, Elon Musk Bilang Tak Diundang

Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengundang sejumlah pimpinan perusahaan teknologi informasi (TI) untuk makan malam di Gedung Putih, Washington DC pada Kamis (4/9/2025). Mereka adalah Pendiri Meta Mark Zuckerberg, Pendiri Microsoft Bill Gates, Chief Executbe Officer (CEO) Apple Tim Cook, Sergey Brin dan Sundar Pichai dari Google, dan Pendiri OpenAI Sam Altman....

Banyak Orang Terlihat Romantis Berinteraksi dengan AI, Padahal Mereka Lebih Depresi dan Kesepian

Jakarta – Studi Peneliti dari Universitas Brigham Young yang dimuat Journal of Social and Personal Relationships menemukan banyak orang berinteraksi dengan artificial intelligence/AI (kecerdasan buatan) terlihat romantis. Namun, sebagian besar dari mereka tampaknya lebih depresi dan kesepian dibandingkan mereka yang tidak memakai AI. Peneliti menemukan satu dari lima orang secara keseluruhan dan seperempat dari orang...

NE

News Elementor

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.

Popular Categories

Must Read

©2024- All Right Reserved. Designed and Developed by  Blaze Themes