NE

News Elementor

NE

News Elementor

What's Hot

Google Kembangkan Fitur Vlogger Berteknologi Artificial Intelligence

Table of Content

Jakarta – Peneliti Google sedang mengembangkan teknologi Artificial Intelligence/AI (kecerdasan buatan) yang bisa merubah wajah seseorang dalam foto menjadi hidup bernama Google Vlogger.

Fitur ini bisa mengubah foto statis menjadi sebuah video pendek yang bisa bergerak dan berbicara. Salah satu aplikasi utama model ini adalah pada terjemahan video.

AI Vlogger mengambil video yang terdapat dalam bahasa tertentu dan menyunting area bibir dan wajah agar konsisten dengan audio baru seperti bahasa Spanyol. Teknologi ini mirip dengan tren aplikasi MyHeritage pada 2021.

Situs silsilah keluarga MyHeritage menyediakan fitur Deep Nostalgia untuk menyulap wajah orang dalam foto menjadi hidup bergerak dan menampilkan gerakan dalam video animasi singkat.

Fitur Deep Nostalgia MyHeritage digunakan menghidupkan foto orang tercinta atau anggota keluarga yang sudah wafat.

Google Vlogger dibangun dengan arsitektur difusi yang mendukung model teks ke gambar, video, dan 3D seperti MidJourney atau Runway tetapi menambahkan mekanisme kontrol tambahan.

Banyak model difusi belakang digunakan oleh perusahaan AI untuk menghasilkan gambar yang realistis dari deskripsi teks. Peneliti Google memperluas pemanfaatan model difusi ke video.

Dengan melatih kumpulan data baru yang luas, tim ini mampu menciptakan sistem AI yang dapat menghidupkan foto menjadi video bergerak yang cukup realistis. Model AI mengambil foto seseorang dan klip audio sebagai input data.

Selanjutnya, model difusi mengolah data dan menghasilkan (generate) video pendek yang cocok dengan gambar dan audio tersebut. Hasilnya, subjek mengucapkan kata-kata sesuai audio yang di-input, lengkap dengan gerakan bibir yang menyesuaikan.

Subjek juga terlihat menampilkan ekspresi wajah, gerakan kepala, dan gerakan tangan yang sesuai dalam video. Google melatih model difusi dengan kumpulan data besar baru dengan MENTOR berisi 800.000 lebih identitas berbeda dan 2.200 jam video.

Dengan kumpulan data tersebut, VLOGGER belajar membuat video orang-orang dengan beragam etnis, usia, pakaian, pose, dan lingkungan sekitar tanpa bias.

Teknologi AI Google juga masih memiliki beberapa keterbatasan seperti video yang dihasilkan relatif pendek, memiliki latar belakang statis, dan subjek tidak bergerak dalam lingkungan 3D.

Tingkah laku dan pola bicara sibjek masih bisa dibedakan dengan manusia sebenarnya. Google Vlogger masih berupa produk pratinjau, bukan produk siap rilis.

Untuk mengetahui lebih lanjut soal AI bisa membaca jurnal yang ditulis oleh tim peneliti Google bertajuk ‘VLOGGER: Multimodal Diffusion for Embodied Avatar Synthesis’. (adm)

Sumber: kompas.com

bening

adripareport@gmail.com http://teknoandtravel.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent News

Trending News

Editor's Picks

Arsitektur Cloud Tersentralisasi Tak Bisa Penuhi Tuntutan, Kondisi Ini Sudah Disadari Peusahaan

Jakarta – Laporan riset Internationa Data Corporation (IDC) terbaru yang dibuat untuk Akamai Technologies menyebutkan perusahaan keamanan siber dan komputasi cloud mendukung dan melindungi bisnis secara online. Sementara itu penelitian berjudul ‘The Edge Evolution: Powering Success from Core to Edge mengungkapkan perusahaan di Asia Pasifik menyadari arsitektur cloud yang tersentralisasi tidak dapat memenuhi tuntutan skala,...

Presiden AS Donald Trump Undang Petinggi Perusahaan TI Dunia, Elon Musk Bilang Tak Diundang

Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengundang sejumlah pimpinan perusahaan teknologi informasi (TI) untuk makan malam di Gedung Putih, Washington DC pada Kamis (4/9/2025). Mereka adalah Pendiri Meta Mark Zuckerberg, Pendiri Microsoft Bill Gates, Chief Executbe Officer (CEO) Apple Tim Cook, Sergey Brin dan Sundar Pichai dari Google, dan Pendiri OpenAI Sam Altman....

Banyak Orang Terlihat Romantis Berinteraksi dengan AI, Padahal Mereka Lebih Depresi dan Kesepian

Jakarta – Studi Peneliti dari Universitas Brigham Young yang dimuat Journal of Social and Personal Relationships menemukan banyak orang berinteraksi dengan artificial intelligence/AI (kecerdasan buatan) terlihat romantis. Namun, sebagian besar dari mereka tampaknya lebih depresi dan kesepian dibandingkan mereka yang tidak memakai AI. Peneliti menemukan satu dari lima orang secara keseluruhan dan seperempat dari orang...

NE

News Elementor

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.

Popular Categories

Must Read

©2024- All Right Reserved. Designed and Developed by  Blaze Themes